## Ancaman Geopolitik dan Tantangan Ketahanan Pangan Nasional: Pemaparan Gubernur Lemhannas RI di Rakernas Partai NasDem
Jakarta, 8 Juni 2024 – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Andi Widjajanto, menjadi salah satu pembicara kunci dalam Focus Group Discussion (FGD) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasional Demokrat (NasDem). FGD yang bertajuk “Perkembangan Ekonomi, Pangan, dan Geopolitik Dunia” ini diselenggarakan di NasDem Tower, Jakarta, dan menghadirkan analisis mendalam mengenai tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia di era global yang penuh ketidakpastian.
Dalam paparannya yang berjudul “Pengaruh Geopolitik dan Geostrategi terhadap Pangan Nasional,” Gubernur Lemhannas RI memberikan wawasan strategis mengenai posisi Indonesia dalam lanskap geopolitik global dan implikasinya terhadap ketahanan pangan nasional. Beliau mengawali presentasinya dengan menjelaskan mandat Lemhannas RI yang didirikan pada 20 Mei 1965 oleh Presiden Soekarno sebagai lembaga pendidikan dan analisis geopolitik. “Geopolitik, pada intinya, adalah studi tentang bagaimana perebutan kekuasaan dan pengaruh berlangsung di wilayah geografis tertentu,” jelas Gubernur Lemhannas RI.
Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI memaparkan evolusi geopolitik, menjelaskan perbedaan antara “Geo IV” yang dicirikan sebagai perang perebutan sumber daya alam, dan “Geo V” yang saat ini tengah berlangsung, yaitu perang konektivitas yang berfokus pada infrastruktur, rantai pasokan (supply chain), dan dominasi teknologi digital. Era Geo V, menurut beliau, sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi siber dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Sebagai lembaga yang berfokus pada analisis geopolitik, Lemhannas RI telah mengidentifikasi sejumlah kerawanan yang mengancam ketahanan pangan dan ekologi Indonesia. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor geografis dan kondisi lingkungan. Indonesia, menurut Gubernur Lemhannas RI, menghadapi berbagai ancaman ekologis serius, termasuk pencemaran lingkungan, perubahan iklim dan cuaca ekstrem, krisis sumber daya alam, deforestasi, pemanasan global, dan bencana alam. Tingkat kerawanan ekologi Indonesia tergolong tinggi, dipengaruhi oleh pola konsumsi dan produksi masyarakat yang belum sepenuhnya berkelanjutan. Gubernur menekankan perlunya pergeseran paradigma menuju prinsip ekologi, keberlanjutan, dan ekonomi hijau sebagai prioritas utama pembangunan nasional.
Konsep ekonomi biru juga menjadi sorotan dalam paparan tersebut. Gubernur Lemhannas RI menekankan pentingnya mengadopsi paradigma kesehatan laut dalam pengembangan ekonomi biru, mengingat Indeks Kesehatan Laut Indonesia yang masih relatif rendah. Peningkatan kesehatan laut, menurut beliau, merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan ekonomi biru yang berkelanjutan.
Terkait kerawanan pangan, Gubernur Lemhannas RI menyinggung dampak pandemi Covid-19 yang telah menguji ketahanan pangan global, terutama dalam hal ketersediaan dan stabilitas harga pangan. Beliau mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan, sehingga inflasi dapat terkendali. Namun, beliau juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam distribusi pangan untuk mengatasi permasalahan ketimpangan akses pangan, mengingat permintaan pangan yang relatif stabil dan pertumbuhan penduduk yang terkendali. Digitalisasi sektor pertanian, menurut beliau, merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Lemhannas RI, lanjut Gubernur, akan fokus pada dua hal utama: pengelolaan krisis dan tata kelola yang komprehensif. Terkait ketahanan pangan, beliau berharap Indonesia tidak hanya mampu menghindari krisis pangan, tetapi juga meningkatkan kapasitasnya menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
FGD tersebut juga menghadirkan narasumber terkemuka lainnya, termasuk Menteri Pertanian RI Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H., Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, Ketua Umum Kadin Indonesia Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat, Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Febrio Nathan Kacaribu, serta akademisi dan pengamat pertanian Prof. Dr. H. Busthanul Arifin, S.H. (SP/CL).
**Kontak:**
Tanhana Dharmma Mangrva
Jl. Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926
Fax. (021) 3847749
Email: bagtu@lemhannas.go.id
**Hak Cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.**
**Keywords:** Lemhannas RI, Andi Widjajanto, Rakernas NasDem, Ketahanan Pangan, Geopolitik, Geostrategi, Ekonomi Biru, Perubahan Iklim, Digitalisasi Pertanian, Indonesia
This revised article is longer, more natural-sounding Indonesian, and incorporates SEO-friendly keywords.