## Apakah Daya Tarik Lionel Messi di Inter Miami Mulai Memudar? Analisis Fenomena “Empty Seats” dan Perbandingan dengan Cristiano Ronaldo
Setahun telah berlalu sejak kolaborasi epik Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo mengguncang jagat maya. Foto keduanya bermain catur di atas tumpukan koper Louis Vuitton, diunggah pada 19 November 2022, sehari sebelum Piala Dunia Qatar dimulai, menjadi viral dan mencatatkan rekor interaksi yang luar biasa. Kini, fenomena tersebut kembali menjadi sorotan, tidak hanya karena perayaan satu tahun momen ikonik tersebut, tetapi juga karena pertanyaan yang muncul seputar daya tarik Messi di liga Amerika Serikat.
Kemunculan kembali foto catur tersebut, kali ini dalam video musik terbaru Drake dan J. Cole untuk lagu “First Person Shooter,” menarik perhatian publik. Dalam video yang sarat dengan referensi meme internet dan momen-momen budaya populer, Drake dan J. Cole mereplikasi adegan catur, dengan Drake meniru pose Messi yang khusyuk dan J. Cole mengambil posisi Ronaldo. Hal ini menunjukkan betapa berkesannya foto asli tersebut dan bagaimana ia tetap relevan dalam budaya pop.
Postingan original di Instagram, yang masing-masing menampilkan Messi dan Ronaldo, mencatatkan angka fantastis. Postingan Ronaldo meraih lebih dari 30 juta likes dalam 24 jam pertama, sementara Messi mendapatkan 24,5 juta likes. Secara total, ketiga postingan (Messi, Ronaldo, dan Louis Vuitton) telah mengumpulkan 83,8 juta likes. Kepopuleran postingan Ronaldo, yang jauh lebih tinggi, dapat dikaitkan dengan jumlah pengikutnya yang luar biasa di Instagram; ia merupakan individu dengan jumlah followers terbanyak di platform tersebut, mencapai 612 juta.
Meskipun demikian, Messi tidak perlu berkecil hati. Dua postingannya di Instagram, yang menampilkan momen mengangkat trofi Piala Dunia 2022 (75,6 juta likes) dan menikmati maté di samping trofi (54,7 juta likes), masing-masing menempati peringkat pertama dan ketiga sebagai postingan paling banyak disukai sepanjang masa di Instagram. Prestasi ini, ditambah dengan delapan penghargaan Ballon d’Or-nya (dibandingkan lima yang diraih Ronaldo), dan kemenangan Piala Dunia bersama Argentina, menegaskan statusnya sebagai salah satu pemain sepak bola terhebat sepanjang masa.
Namun, pertanyaan muncul mengenai daya tarik Messi di Inter Miami. Laporan tentang kursi kosong dalam pertandingan peringatan Ballon d’Or-nya telah memicu diskusi di kalangan analis sepak bola seperti Gab Marcotti dan Julien Laurens. Apakah ini pertanda bahwa daya tarik Messi di MLS mulai mereda? Apakah antusiasme publik terhadap kehadirannya mulai menurun?
Analisis lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Faktor-faktor seperti harga tiket, daya tarik liga domestik Amerika Serikat, dan strategi pemasaran Inter Miami perlu dipertimbangkan. Meskipun Messi tetap menjadi ikon global dengan pengaruh yang tak terbantahkan di media sosial, kehadiran kursi kosong tersebut menimbulkan pertanyaan menarik tentang bagaimana daya tarik seorang superstar dapat berubah seiring waktu dan tempat. Pertanyaan Drake dalam lagunya, “Who the GOAT?”, tampaknya masih memerlukan perdebatan yang lebih mendalam, khususnya dalam konteks pengaruh dan daya tarik komersial seorang atlet. Apakah jumlah likes di Instagram menjadi tolak ukur yang relevan untuk mengukur daya tarik seorang bintang sepak bola secara keseluruhan? Ini adalah pertanyaan yang patut direnungkan.